Meninggalnya Diego Maradona: Kapan Dan Mengapa?

by Jhon Lennon 48 views

Guys, siapa sih yang nggak kenal Diego Maradona? Legenda sepak bola Argentina ini bukan cuma ikon di lapangan hijau, tapi juga sosok yang sangat dicintai di seluruh dunia. Sayangnya, dunia sepak bola harus berduka saat kabar kepergiannya menyebar. Maradona meninggal tahun berapa? Pertanyaan ini sering banget muncul di benak para penggemar yang masih merasakan kehilangan mendalam. Nah, pada tanggal 25 November 2020, Diego Armando Maradona menghembuskan napas terakhirnya di usia 60 tahun. Kabar ini sontak mengguncang dunia, memicu gelombang kesedihan dan penghormatan dari berbagai penjuru. Dari Napoli, tempat ia menjadi pahlawan, hingga kampung halamannya di Argentina, semuanya merasakan kehilangan besar. Kepergiannya menandai berakhirnya era seorang maestro, seorang pemain yang dengan sihirnya di kaki mampu mengubah jalannya pertandingan dan membawa timnya meraih kemenangan yang tak terlupakan. Ia dikenal bukan hanya karena bakatnya yang luar biasa, tetapi juga karena semangat juangnya yang tak pernah padam, karisma yang memikat, dan gol-gol legendaris yang akan terus dikenang sepanjang masa. Tulisan ini akan mengajak kalian untuk mengenang kembali momen-momen penting seputar kepergian sang legenda, termasuk penyebabnya, serta bagaimana warisannya terus hidup hingga kini. Mari kita telusuri lebih dalam kisah akhir sang 'Tangan Tuhan' yang begitu fenomenal.

Perjalanan Hidup Sang Legenda Sepak Bola

Sebelum kita membahas lebih detail soal kapan Maradona meninggal dunia, nggak ada salahnya kita sedikit bernostalgia tentang perjalanan hidupnya yang luar biasa, kan? Diego Armando Maradona lahir di Lanús, Buenos Aires, Argentina, pada 30 Oktober 1960. Sejak kecil, bakat sepak bolanya sudah terlihat sangat menonjol. Ia tumbuh di lingkungan yang sederhana, namun kecintaannya pada si kulit bundar membawanya ke jalan yang cemerlang. Maradona memulai karier profesionalnya bersama Argentinos Juniors pada usia muda, dan tak butuh waktu lama baginya untuk menarik perhatian klub-klub besar, baik di Argentina maupun di Eropa. Puncaknya, ia bergabung dengan FC Barcelona pada tahun 1982, sebelum kemudian hijrah ke Napoli pada tahun 1984. Di Napoli, Maradona menjelma menjadi dewa. Ia membawa klub yang sebelumnya tidak terlalu diperhitungkan itu meraih dua gelar Serie A Italia, satu Coppa Italia, dan satu Piala UEFA. Fans Napoli menganggapnya sebagai penyelamat, sosok yang memberikan kebanggaan dan kebahagiaan yang luar biasa. Di level internasional, Maradona adalah kapten tim nasional Argentina yang menjuarai Piala Dunia 1986 di Meksiko. Momen 'Gol Tangan Tuhan' dan gol solo spektakuler melawan Inggris di perempat final Piala Dunia tersebut menjadi salah satu momen paling ikonik dalam sejarah sepak bola. Ia juga membawa Argentina ke final Piala Dunia 1990. Kehidupan pribadi Maradona sering kali diwarnai kontroversi, termasuk masalah narkoba dan kesehatan. Namun, semua itu tidak mengurangi statusnya sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa. Ia adalah sosok yang kompleks, penuh gairah, dan selalu memberikan segalanya di lapangan. Kisah hidupnya adalah bukti nyata bahwa bakat luar biasa bisa datang dari mana saja, dan dengan kerja keras serta determinasi, mimpi bisa diraih. Kita akan terus membahas lebih dalam mengenai momen-momen krusial dalam kariernya yang membuatnya dielu-elukan hingga kini.

Penyebab Diego Maradona Meninggal Dunia

Jadi, guys, pertanyaan besar yang selalu menghantui setelah tahu Maradona meninggal tahun berapa adalah: apa sih penyebabnya? Mengingat usianya yang belum terlalu tua, banyak yang penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang kondisi kesehatannya menjelang akhir hayatnya. Pihak berwenang di Argentina menyatakan bahwa Diego Maradona meninggal dunia akibat gagal jantung akut, yang diperparah oleh edema paru-paru atau penumpukan cairan di paru-paru. Otopsi yang dilakukan mengkonfirmasi hal ini. Maradona memang memiliki riwayat kesehatan yang cukup kompleks. Selama bertahun-tahun, ia berjuang melawan masalah kecanduan narkoba dan alkohol. Penggunaan zat terlarang ini tentu saja memberikan dampak negatif yang signifikan pada organ tubuhnya, terutama jantung dan hati. Selain itu, ia juga pernah menjalani operasi pemasangan cincin lambung (gastric bypass) untuk mengatasi obesitas pada tahun 2005, dan beberapa kali menjalani perawatan untuk masalah jantung dan ginjal. Beberapa minggu sebelum meninggal, Maradona sempat menjalani operasi pendarahan otak. Ia dirawat di sebuah klinik di Buenos Aires setelah sebelumnya sempat berada di rumah sakit untuk pemulihan pascaoperasi. Kondisi kesehatannya yang menurun drastis pascaoperasi tersebut diduga menjadi faktor utama yang mempercepat kepergiannya. Banyak spekulasi dan simpati yang muncul dari berbagai pihak terkait penyebab kematiannya. Ada yang merasa bahwa ia tidak mendapatkan perawatan medis yang optimal di saat-saat terakhirnya, sementara yang lain lebih fokus pada dampak jangka panjang dari gaya hidupnya yang kurang sehat. Apapun itu, yang pasti adalah kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi dunia sepak bola dan para penggemarnya. Kepergiannya menjadi pengingat akan kerapuhan seorang legenda yang memiliki kekuatan luar biasa di lapangan, namun juga memiliki sisi kemanusiaan yang rentan terhadap berbagai tantangan hidup. Kita akan terus mengenang jasa-jasanya dan bagaimana ia memberikan inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.

Warisan Abadi Sang Legenda

Meski sekarang kita tahu Maradona meninggal tahun berapa, warisan yang ditinggalkannya jelas tidak akan pernah mati, guys. Diego Maradona bukan sekadar nama besar di dunia sepak bola; ia adalah simbol harapan, inspirasi, dan keajaiban. Di Argentina, ia adalah pahlawan nasional, sosok yang membanggakan bangsa di kancah internasional. Teriakan "¡Maradona!" masih bergema di jalanan Buenos Aires, bukti kecintaan yang tak lekang oleh waktu. Di Napoli, cerita tentang Maradona seperti dongeng yang diceritakan turun-temurun. Ia mengubah nasib kota itu, membawa kebahagiaan dan harga diri kepada masyarakat yang sering kali merasa terpinggirkan. Patung, mural, dan bahkan sebuah museum didedikasikan untuk menghormatinya di sana. Tidak hanya di negara-negara tersebut, pengaruhnya terasa di seluruh dunia. Generasi pemain sepak bola muda sering kali menjadikan Maradona sebagai idola, meniru gaya bermainnya yang unik, dribblingnya yang memukau, dan semangatnya yang tak kenal menyerah. Gol-golnya, terutama yang tercipta di Piala Dunia 1986, terus diputar ulang dan dipelajari sebagai pelajaran taktik dan teknik tingkat tinggi. Ia menunjukkan bahwa dengan bakat alami yang dipadukan dengan kerja keras, segala sesuatu mungkin terjadi. Selain itu, Maradona juga dikenal sebagai sosok yang lantang menyuarakan aspirasi rakyat kecil. Ia sering kali mengkritik ketidakadilan dan memberikan dukungan kepada mereka yang tertindas. Sisi humanisnya inilah yang membuat ia dicintai lebih dari sekadar seorang atlet. Warisannya tidak hanya terbatas pada pencapaian di lapangan, tetapi juga pada dampak emosional dan sosial yang ia berikan kepada jutaan orang. Kisah hidupnya, dengan segala suka dan dukanya, mengajarkan kita tentang kekuatan mimpi, perjuangan, dan arti penting dari semangat juang yang membara. Hingga kini, nama Diego Maradona terus diabadikan sebagai salah satu legenda terbesar yang pernah ada, menginspirasi dan dikenang selamanya.